KETERAMPILAN MENYIMAK
A.Hakikat Menyimak sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
Pengertian menyimak sangat dekat maknanya
dengan mendengar dan mendengarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga (2003: 1066), didapati pengertian menyimak yaitu mendengarkan
(memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Pada sumber
yang sama (2003: 251), terdapat pengertian mendengar yaitu dapat menangkap
suara (bunyi) dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar
kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara
itu tanpa ada unsur kesengajaan. Sementara, yang dimaksud dengan mendengarkan
adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh.
Dari pengertian masing-masing kata, kita
dapat melihat perbedaan antara ketiganya. Proses mendengar terjadi tanpa
perencanaan, dengan kata lain datang secara kebetulan. Sementara dalam
menyimak, faktor kesengajaan cukup besar, lebih besar daripada mendengarkan
karena dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang disampaikan
pembicara, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum
dilakukan. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Pintamtiyastirin
(1983: 11) bahwa menyimak ialah mendengarkan dengan pemahaman atau pengertian,
bahkan sampai ke tingkat apresiasi.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan
berbahasa yang kompleks karena melibatkan berbagai proses menyimak pada saat
yang sama. Menyimak bukan merupakan suatu proses yang pasif, melainkan suatu
proses yang aktif dalam mengonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang
diketahui orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis
suatu bahasa. Pada saat penyimak mendengar bunyi bahasa, pada saat itu pula mental
seseorang aktif bekerja, mencoba memahami, menafsirkan, apa yang disampaikan
pembicara, dan memberinya respons. Pada dasarnya respons yang diberikan itu
akan terjadi setelah adanya integrasi antara pesan yang didengar dengan latar
belakang pengetahuan dan pengalaman penyimak. Respons itu bisa sama dengan yang
dikehendaki pembicara dan bisa pula tidak.
B. Tujuan Menyimak
Tujuan utama
menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi
atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1.Menyimak
memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
2.Untuk
menganalisis fakta
3.Untuk
mengevaluasi fakta
4.Untuk
mendapatkan inspirasi
5.Untuk
mendapatkan hiburan atau menghibur diri
C. Ragam Menyimak
Perbedaan tujuan dalam kegiatan menyimak, menyebabkan adanya aneka ragam
menyimak. Tarigan (2006: 35) , menggambarkan aneka ragam menyimak sebagai
berikut:
1.Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu
ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak
ekstensif terdiri dari:
a. Menyimak sosial (social
listening) atau menyimak konversasional adalah menyimak yang biasanya
berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol atau
bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir
dan saling mendengarkan untuk memuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti
hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang
dikemukakan oleh seorang rekan (Dawson, via Tarigan, 2006: 37).
b. Menyimak sekunder (secondery
listening) adalah sejenis kegiatan menyimak kebetulan (casual listening)
dan secara ekstensif (extensive listening).
c. Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang
disebut dengan menyimak apresiatif adalah fase terakhir dalam kegiatan menyimak
kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.
d. Menyimak pasif (passive
listening) adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya
menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa,
menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa.
2. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah jenis menyimak yang pelaksanaannya diarahkan pada
suatu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.
Menyimak intensif terdiri atas beberapa jenis berikut.
a. Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis
kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari kesalahan dan kekeliruan bahkan
juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan
alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
b. Menyimak kreatif
(creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat
mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh
apa-apa yang disimaknya.
c. Menyimak eksploratif
yaitu sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki
sesuatu lebih terarah dan sempit.
d. Menyimak interogatif
(interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang
menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian, dan
pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan
mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan.
e. Menyimak selektif yakni
menyimak yang dilakukan sebagai pelengkap kegiatan menyimak pasif guna
mengimbangi isolasi kultural dan tendensi kita untuk menginterpretasikan
kembali semua yang kita dengar dengan bantuan bahasa yang telah kita kuasai.
f. Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga
disebut a study-type atau
menyimak yang kegiatannya sejenis dengan telaah.
Contoh: saat mahasiswa melaksanakan tes toefl sesi listening, ia melakukan
simak konsentratif agar dapat memahami maksud sang pembicara dengan tepat.
Sumber: Sunarti dan Deri Anggraini. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta
http://aristhaserenade.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar