Contoh Puisi Esai



Ini contoh puisi esai yang saya buat. Semoga dapat bermanfaat.

Ketidaksempurnaan Itu

Langkah ringan mengiringinya ke sebuah tempat
Tempat yang dapat membuatnya gembira
Tempat untuk berbagi rasa
Tempat yang dapat membuatnya merasa sempurna
Dan kesempurnaan itu datang saat bersanding dengannya
Sahabat yang selalu menguatkannya
Kawan-kawan yang dapat menghiburnya
Kawan-kawan yang tak memandangnya sebelah mata

Sesekali rasa itu datang menghampiri
Tak terhalang dan tak pernah mengenal waktu
Yang mengusik pikiran ini
Menjadi tak menentu
Gejolak rasa dalam jiwa
menguasai pikiran dan perasaan di dada

Rasa rendah diri itupun sekali waktu muncul
membuat sosok itu tak berani berlama-lama disini
Prita adalah nama yang sering mereka sebut
atas sosok itu
Di dunia yang hanya berisi pilu
Dunia yang tak mempunyai hati
rasa yang penuh derita
Kejam dan keji
Membuat hidup ini semakin menderita dan tak berarti

Ya memang
Tak dipungkiri rasa putus asa memang ada
Putus asa terkadang menghampirinya
sosok yang seakan tak berdaya
menyelimuti disetiap rasa jiwa
Cercaan dan hinaan orang yang diluar sana
membuatnya tak berdaya
Membuatnya lemah dan tak bisa berdiri

Semua kata yang terlontar padanya
Membuat sosok itu tak sanggup lagi menatap
Menatap indahnya dunia ini
Tapi indahnya dunia
yang sering orang - orang ucapkan itu
Tak seindah apa yang dia rasakan selama ini
Manusia sepertinya memang seakan tak pantas disini
Dipandang sebelah mata oleh semua penghuni dunia ini
bagaikan tak bisa diharapkan dari sosok seperti dirinya
Tak bisa disamakan dan apa lagi diagung-agungkan
Mereka melihatnya saja merasa enggan
Apalagi menggandeng atau merangkulnya
Menyentuhpun mereka tak terbayangkan
Tak tau apa yang mereka pikirkan
dari orang seperti sosok itu

Mungkin saja mereka menganggapnya kotor
Tak layak hidup di dunia ini
Orang sepertinya hanyalah orang tak berarti
yang menambah padat isi dunia
yang dianggap milik mereka itu
Mungin saja dirinya tak pantas hidup di dunia ini
Bersanding dan berbagi rasa
dengan orang-orang yang ada di sekitar
atau di sekelilingnya

Tak sedikit orang yang merasa jijik
melihat orang seperti dirinya ini
Hingga mereka sering menghina dan mencemo’ohkan dia
Seringkali mereka merasa hebat
dan merasa sombong dengan apa yang meraka miliki

Apakah dengan seperti itu
orang-orang dengan mudahnya
merendahkan manusia seperti dirinya
Dengan ketidaksempurnaan yang ada pada dirinya
Lantas orang-orang meremehkan dan merendahkanya
Dengan apa yang orang-orang punya itu
Hingga menganggapnya tak pantas bersanding bersama mereka
Tak bisa hidup berdampingan dengan orang sepertinya ini

Apakah manusia yang tak sempurna
seperti dirinya ini memang tidak pantas
hidup berdampingan bersama orang-orang di sekitarnya
yang mempunyai kesempurnaan seutuhnya
Dirinya juga ingin mempunyai kesempurnaan seperti
orang-orang disekitarnya
yang mempunyai kesempurnaan
seperti apa yang dia dan orang-orang miliki

Orang yang mempunyai perbedaan kemampuan
yang mempunyai keterbatasan seperti sosok itu
Juga ingin dihargai
seperti orang-orang yang mempunyai kesempurnaan
seperti orang-orang disekitarnya
janganlah kita memandang sebelah mata
dan kita anggap dirinya remeh
orang-orang seperti dirinya ini
Meskipun orang sepeti dia
mempunyai perbedaan
dan mempunyai kemampuan yang terbatas

dia juga ingin menjadi bagian dari hidup kita
dan juga hidup orang-orang disekitarnya
Yang membuat hidupnya ini menjadi hidup yang berarti
sehingga dapat menikmati indahnya dunia
seperti apa yang sering orang-orang katakan
Dirinya juga tidak ingin ada cercaan dan cemo’ohan
yang sering dilontarkan terhadapnya
dan membuatnya tersenyum
menikmati sisa hidupnya
Yang diberikan Tuhan terhadapnya

Kenapa harus menilainya sebelah mata
Dirinya juga makhluk Tuhan seperti kita-kita
Dirinya juga ingin tak direndahkan
seperti orang-orang disekeliling kita

Terlihat di raut wajah-wajah mereka
orang-orang sepertinya
orang-orang senasip dengannya
lakyaknya disingkirkan dan dijauhkan
dari kehidupan orang-orang disekelilingnya
Apa yang salah dari dirinya ini
sehigga orang-orang merasa tidak mau bersanding
dengan orang-orang di sekelilingnya

kalaupun dia dapat meminta lagi
dia tak mau hidup seperti ini
sehingga bisa merasakan apa itu kesempurnaan
bisa merasakan hidup bersama-sama dengan
orang-orang disekelilinya
tapi tuhan berkehendak lain

apa tuhan tidak adil
kenapa dirinya dilahirkan seperti ini
tapi dia tetap bersabar dan menerima keadaan ini
seperti ini walaupun orang-orang mencemo’oh dan mencercanya

Langit tak terlihat cerah
Sinar mentari tertutup awan yang menggumpal
Gumpalan yang gelap dan seakan kelam
bagaikan hidupnya yang tak berarti lagi
hingga hilang asa, hilang jiwa
namun nafasnya mencoba bicara
dari kenyataan yang ada
Keyakinan masih ada setitik cahaya
yang akan bersinar untuk dirinya

Ada yang merasa tidak tega
jika melihat dirinya
memandang dengan penuh arti
sinar matanya seakan meredup
dan hendak menahan air mata
membendung dan berusaha
tak mengeluarkannya
agar tak membasahi pipi manisnya

Rasa ibapun muncul
seiring dengan langkah kecilnya
tak sanggup lagi menatap
sosok yang tak sempurna itu
Rasa hanyalah tinggal rasa
seakan tak dapat lagi mengucap kata-kata
sunyi, hening dan senyap

harapan demi harapan itu pun sirna
saat sosok itu mengetahuinya
berharap ada setitik cahaya
yang timbul antara dia dan orang-orang disekitarnya
saat sosok itu mengetahuinya
harapan itupun kembali sirna
tak tau entah kemana
dan mungkin kembali datang
dengan harapan yang semu belaka

dia tak menginginkan rasa itu
dia juga tak mengharapkan rasa itu
Belas kasihan orang-orang hanya membuatnya
semakin lemah dan semakin tak berdaya
yang membuatnya kembali melangkahkan kaki
pergi jauh dan tak ingin kembali
dan menyadari siapa sosok ini
dan menyadari tak kesempurnaan ini

Apakah dirinya berdosa
saat dia ingin bersanding dengan orang-orang
dan tak terasa ada penghalang diantara orang-orang
yang dia ingin bukan rasa itu
tapi rasa yang dia ingini selama ini
kita menganggapnya sama dengan orang-orang
dan kita bisa duduk bersama

/1/
Berawal saat siang itu
siang yang begitu cerah
menambah kecerahan hatinya
sesekali senyumnya yang mengembang
menghiasi raut wajahnya
kebahagiananpun terpancar dari wajahnya
Dengan langkah yang seakan tak berbeban
Sesosok lelaki mengiringinya
lelaki yang selalu menemani apapun keadaanya
walaupun tiupan angin dan terjangan ombak
yang seakan membuat tak sanggup lagi berdiri
dan tak mampu melangkah lagi
Sosok lelaki itulah yang selalu menguatkannya
menolongnya saat dia jatuh
dan kembali merangkulnya
yaitu sosok pendamping hidupnya

Kedua sosok itu memanglah sama
mereka tak seperti orang-orang pada umumnya
mereka tak sempurna
Tuhan telah menciptakan manusia dengan sempurna
seakan terbesit dipikiran ini
apakah mereka tergolong manusia yang sempurna
mereka memang mempunyai perbedaan
orang-orang dengan kemampuan yang berbeda
tak seperti kita dan orang-orang disekitar kita

mereka bukanlah orang-orang yang tidak mampu
banyak kemampuan yang mereka miliki
seringkali kata itu terlontar dari bibir
mencibir dan mencemo’oh
orang cacat dan tak normal
bukankah orang yang mempunyai kesempurnaan
benar-benar orang yang sempurna
tak sedikit orang yang merasa sempurna
tapi tak bermoral
yaitu mereka yang cacat moral
apakah mereka termasuk orang-orang tak normal


Sosok lelaki itu menemani
mengiringi setiap langkah ringannya
sepertinya langkah itu menuju kesebuah tempat
rumah makan itu
terlihat orang-orang sepertinya
dan sosok lelaki yang mengiringinya itu
raut wajah yang berseri
terpancar kegembiraan
siang yang akan menyenangkan
siang yang akan dilewatinya dengan suka cita

/2/
Tak terbesit dipikiran
seseorang berjalan
menampakkan kesungguhan
kewibawaan dan keperkasaan
cacian dan makian itu terdengar
terlontar di setiap kata dari bibir itu

/3/
Evaluasi itu telah berjalan tiga bulan
di sebuah rumah makan itu
tak disangka siang itu menjadi siang yang tak terlupakan
Perlakuan yang tak terbayangkan
makian demi makian terdengar ditelinga
untuk kaum sepertinya dan sosok lelaki itu

/4/
Entah siapa lelaki itu
dia berasal dari rumah makan itu
Lantas membuat perempuan dan lelaki itu semakin jauh
meninggalkan sosok yang berdiri
seakan menunjukkan keperkasaannya
langkah demi langkah dia lewati bersama lelaki itu
meninggalkan tempat itu
tapi masih terdengar jelas
lontaran kata yang keluar
dari bibir sosok di rumah makan tadi

Kawannya muncul dan mengajaknya kembali
mereka kembali dan melangkahkan kaki bersamanya
kembali ke tempat dimana mereka merasakan pahit dan pilu
tapi seakan terbiasa dengan rasa itu
terbiasa dengan makian dan cemo’ohan
dan tetap memberanikan diri
atas keyakinan kawan mereka
mereka kembali

Lelaki dirumah makan itu
tampak terbiasa dengan itu
tak ada kata yang dia lontarkan lagi
maaf pun tak terucap
layaknya tak terjadi apa-apa
hanya tampak wajah yang seakan tak berdosa

Apakah seperti itu masih akan terjadi
untuk kaum seperti mereka
kaum yang ingin mempunyai hak yang sama
atas orang-orang seperti mereka
Pemenuhan atas hak-hak atas kaum seperti mereka
talah diatur oleh petinggi-petinggi negeri
bagaikan angin lalu yang terus berhembus
yang melewati disetiap kehidupan ini
tak berbekas sama sekali

 /5/
Dan apa yang digadang-gadang selama ini
tak menyentuh kaum sepreti mereka
masyarakat pun tak tau apa yang harus dilakukan
atas kaum seperti mereka
bukankah harga diri dan hak-hak  mereka
dituntut untuk dipenuhi

/6/
Akankah meraka terus berselimutkan
penderitaan atas caci dan makian
kapan mereka dapat disamakan
Akankah label negatif ini akan terus melekat
atas kaum seperti mereka

/6/
Mulai saat ini
bukalah mata untuknya
jangan pandang mereka sebelah mata
jangan berikan perbedaan atas mereka
ketidakadilan itupun janganlah dipelihara
rangkulah mereka
dan berikanlah mereka kesempatan
untuk mendapatkan atas sesuatu
yang mereka dambakan

Sangat picik jika hal itu
merupakan tanggung jawab
petinggi-petinggi negeri ini
kita pun harus bebenah diri
membuka mata untuk kaum seperti mereka
membuka diri untuk menjadikan mereka
bagian dari hidup kita

Terlintas difikiran ini
seandainya kita seperti mereka
yang memiliki kemampuan yang berberbeda
kita diejek dihina dicacimaki dan lain sebagainya
seperti yang mereka rasakan
pasti kita merasakan hal yang sama

jangan saling merendahkan orang seperti mereka
hargailah mereka seperti mereka menghargai kita
tuhan itu maha adil dan penyayang
begitu yang tuhan ajarkan terhadap kita
kita harusnya beryukur diberikan panca indera
yang masih sempurna seperti orang-orang disekitar kita
dan tak ada orang yang cacat
kecuali mereka yang jahat
 


1.   Bermula saat seorang difabel bersama suaminya berjalan ke sebuah restoran pada siang itu 3 Februari 2013 lalu.
2.    Seorang difabel dan suaminya ini dibentak oleh salah seorang oknum rumah makan tersebut. Tidak diketahui dengan pasti apa status oknum ini apakah dia pegawai rumah makan tersebut, tukang parkir ataukah petugas keamanan karena pakaiannya yang tidak menggunakan seragam sehingga tidak bisa diidentifikasikan posisi dia di rumah makan tersebut sebagai apa.
3.  Semua itu bermula saat SAPDA –salah satu NGO yang concern terhadap isu – isu disabilitas- melakukan sebuah agenda yaitu evaluasi terhadap sekolah Difabel, Gender, dan Kesehatan Reproduksi yang sudah berlangsung selama 3 bulan di salah satu rumah makan yang berlokasi di sekitar Candi Prambanan. Kebetulan peserta evaluasi yang juga perserta sekolah SAPDA tidak hanya dari kalangan non difabel tapi juga ada beberapa kawan difabel. Kawan difabel itu datang bersama suaminya yang juga merupakan seorang difabel. Penolakan mungkin merupakan sebuah tindakan yang amat akrab terdengar ditelinganya tetapi beliau tidak akan pernah menyangka bahwa di siang itu dia akan mengalami peristiwa penolakan.
4.     Oknum restaurant mengusir dan membentak kawan difabel tadi. Oknum tersebut akan mengemis di area rumah makan. Yang kemudian menjadi miris adalah oknum tersebut melakukan pengusiran sebelum meminta penjelasan dan klarifikasi terlebih dahulu. Karena di usir, maka kawan difabel ini pun mulai berjalan ke arah jalan raya dan berniat pulang dengan langkah berat. Namun niat kepulangnya ini harus terhenti karena dia bertemu dengan rekan – rekan yang juga menghadiri acara evaluasi ini. Yang kemudian cukup disesalkan adalah oknum tersebut tidak memberikan pernyataan maaf ataupun tindakan lain untuk menebus kesalahan praduga yang dia lakukan tadi.
5.     Sejak dahulu, permasalahan mengenai diskriminasi dan stereotype selalu menjadi permasalahan yang melekat pada diri difabel. Gaung dengan dikeluarkannya  Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) ataupun Peraturan Daerah Provinsi DIY No 4 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak – Hak Penyandang Disabilitas yang selama ini kencang terdengar dimana – mana nyatanya tidak pernah menyentuh masyarakat pada akar rumput.
6.    Ketiga, adalah pelabelan negatif (stereotype) terhadap kaum difabel dan akibat dari stereotype itu terjadi diskriminasi serta berbagai ketidakadilan lainnya. Dalam masyarakat banyak sekali stereotype yang dilabekan pada kaum difabel yang akibatnya membatasi, menyulitkan, memiskinkan, dan merugikan kaum difabel.
7.  Persoalan diskriminasi tidak akan pernah terselesaikan jika hanya ditangani oleh pemerintah sedangkan masyarakatnya lepas tangan dan masih melakukan diskriminasi. Perjuangan mewujudkan kesetaraan terhadap difabel harus tetap dilakukan dari top (sisi pemerintah) maupun bottom (sisi masyarakat).

2 komentar:

  Lia pratika

1 Desember 2018 pukul 16.03

Itu berapa words?

  Sussy Wiranatakusumah

27 Desember 2018 pukul 19.22

Ckup detail..